بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sampai Rasulullah saw. meninggal, al-Qur'an belum dihimpun di dalam satu mushhaf karena masih menunggu kemungkinan adanya penghapusan sebagian hukum dan tilawahnya. Ketika penurunan wahyu sudah terputus, dengan meninggalnya Rasulullah saw, maka Allah mengilhamkan kepada para khalifah yang terpimpin untuk melakukan penghimpunan al-Qur'an. hal ini sesuai dengan janji-Nya yang benar bahwa ia akan menjamin keterpilihannya bagi umat ini. Maka dimulailah penghimpunan tersebut pada masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shidiq atas prakarsa dan usulan Umar bin Khattab. Sebenarnya sejak masa Rasulullah saw. al-Qur'an sudah ditulis secara keseluruhan, tetapi belum dihimpun di satu tempat dan belum ditertibkan surat-suratnya.
1. Penulisan Wahyu Di Masa Rasulullah saw.
Pada hakikatnya al-Qur'an juga telah dihimpun pada masa Rasulullah saw. atas petunjuk Jibril kepadanya, kemudian yang kedua pada masa Abu Bakar ash-Shidiq dan ketiga pada masa Utsman bin Affan r.a. dengan penertiban surat-suratnya. Pada masa Rasulullah saw. terdapat beberapa sahabat yang bertugas sebagai penulis wahyu. Apabila diturunkan ayat-ayat al-Qur'an, Nabi saw. memanggil mereka agar menulisnya di atas sarana penulisan yang ada pada waktu itu; satu naskah untuk disimpan di tempat Nabi saw. dan yang lainnya untuk penulis itu sendiri. Pada waktu Nabi saw. meninggal, lembaran-lembaran tulisan itu dan yang lainnya berada pada isteri-isteri beliau. Secara periodik, bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Para Penulis Wahyu di Periode Mekkah
Diantara para penulisa Al-Qur’an di masa Nabi Saw sekaligus sebagai sekertaris Nabi adalah: Abdullah bin Sa'd bin Abi Sharh dan Khalid bin Sa'id bin 'Ash yang pernah mengatakan: Sayalah orang pertama yang menuliskan BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM. Al-Kattani menceritakan bahwa saat Rafi' bin Malik Al-Anshari ra ikut dalam bai'at Aqabah, maka Nabi Saw menyerahkan semua ayat-ayat yang telah diturunkan, dan saat kembali ke Madinah Rafi' mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan ayat-ayat tersebut di depan mereka
2. Penulis Wahyu Periode Madinah
Dalam periode ini tercatat sekurangnya 60 sahabat pencatat Al-Qur'an. Diantaranya: Abubakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin 'Affan, Ali bin Abi Thalib, 'Abban bin Sa'id, Abu Umamah Al-Bahili, Abu Ayyub Al-Anshari, Abu Salamah, Ubayy bin Ka'ab, Al-Arqam bin Abil Arqam, Usaid bin Hudhair, Tsabbit bin Qays, Ja'far bin Abi Thalib, Jahm bin Sa'ad, Hathib bin Abi Baltha'ah, Hudzaifah Ibnil Yaman, Hanzhalah, Khalid bin Sa'id, Zubair bin Awwam, Zaid bin Tsabbit, Sa'ad Ibnu Rabi', Sa'ad bin Ubadah, Syurahbil bin Hasna, Amir bin Fuhaira', AbduLLAH bin Rawahah, AbdullAH bin 'Amr bin 'Ash, Amr bin Ash, Muhammad bin Maslamah, Mu'adz bin Jabal, Mu'awiyyah bin Abi Sufyan, dan lain-lain.
Metode Pencatatan Wahyu Periode Madinah
Setiap wahyu yang turun, Nabi memanggil para kuttab (penulis/sekertaris) beliau untuk mencatat wahyu tersebut. Seperti yang diceritakan Zaid bin Tsabbit bahwa ia sering dipanggil oleh Nabi jika ada wahyu turun
Cara Penulisan Wahyu di Kalangan Sahabat
Para sahabat di era Kenabian yang telah pandai membaca & menulis sangat gemar menulis Al-Qur'an, sampai-sampai nabi SAW melarang mereka selain Al-Qur'an & memerintahkan mereka menghapusnya (catatan hadist). Karena Nabi Saw tidak mau jika ada yang menulis Al-Qur’an dan hadist dalam satu catatan karena ditakutkan tercampur antara Al-Qur’an dengan hadist. Demikian tinggi semangat para sahabat ra dalam menuliskan Al-Qur'an sehingga mereka yang buta huruf hadir juga di mesjid membawa tinta & kulit lalu meminta orang lain untuk menuliskan untuk mereka.
1. Para Penulis Wahyu di Periode Mekkah
Diantara para penulisa Al-Qur’an di masa Nabi Saw sekaligus sebagai sekertaris Nabi adalah: Abdullah bin Sa'd bin Abi Sharh dan Khalid bin Sa'id bin 'Ash yang pernah mengatakan: Sayalah orang pertama yang menuliskan BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM. Al-Kattani menceritakan bahwa saat Rafi' bin Malik Al-Anshari ra ikut dalam bai'at Aqabah, maka Nabi Saw menyerahkan semua ayat-ayat yang telah diturunkan, dan saat kembali ke Madinah Rafi' mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan ayat-ayat tersebut di depan mereka
2. Penulis Wahyu Periode Madinah
Dalam periode ini tercatat sekurangnya 60 sahabat pencatat Al-Qur'an. Diantaranya: Abubakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin 'Affan, Ali bin Abi Thalib, 'Abban bin Sa'id, Abu Umamah Al-Bahili, Abu Ayyub Al-Anshari, Abu Salamah, Ubayy bin Ka'ab, Al-Arqam bin Abil Arqam, Usaid bin Hudhair, Tsabbit bin Qays, Ja'far bin Abi Thalib, Jahm bin Sa'ad, Hathib bin Abi Baltha'ah, Hudzaifah Ibnil Yaman, Hanzhalah, Khalid bin Sa'id, Zubair bin Awwam, Zaid bin Tsabbit, Sa'ad Ibnu Rabi', Sa'ad bin Ubadah, Syurahbil bin Hasna, Amir bin Fuhaira', AbduLLAH bin Rawahah, AbdullAH bin 'Amr bin 'Ash, Amr bin Ash, Muhammad bin Maslamah, Mu'adz bin Jabal, Mu'awiyyah bin Abi Sufyan, dan lain-lain.
Metode Pencatatan Wahyu Periode Madinah
Setiap wahyu yang turun, Nabi memanggil para kuttab (penulis/sekertaris) beliau untuk mencatat wahyu tersebut. Seperti yang diceritakan Zaid bin Tsabbit bahwa ia sering dipanggil oleh Nabi jika ada wahyu turun
Cara Penulisan Wahyu di Kalangan Sahabat
Para sahabat di era Kenabian yang telah pandai membaca & menulis sangat gemar menulis Al-Qur'an, sampai-sampai nabi SAW melarang mereka selain Al-Qur'an & memerintahkan mereka menghapusnya (catatan hadist). Karena Nabi Saw tidak mau jika ada yang menulis Al-Qur’an dan hadist dalam satu catatan karena ditakutkan tercampur antara Al-Qur’an dengan hadist. Demikian tinggi semangat para sahabat ra dalam menuliskan Al-Qur'an sehingga mereka yang buta huruf hadir juga di mesjid membawa tinta & kulit lalu meminta orang lain untuk menuliskan untuk mereka.
2. Penjelasan Dari Hadits
- Kronologi Penyusunan Mushhaf. Bukhari meriwayatkan di dalam shahihnya dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: "Abu Bakar memintaku datang berkenan dengan kematian para sahabat di peristiwa Yamamah, pada saat itu Umar r.a. berada di sisinya, lalu Abu Bakar berkata:'Sesungguhnya Umar telah datang kepadaku mengatakan:'Para penghafal al-Qur'an banyak yang terbunuh di peristiwa yamamah dan sesungguhnya aku khawatir akan terbunuhnya para penghafal yang masih ada di berbagai tempat lalu dengan itu banyak bagian al-Qur'an yang hilang: karena itu aku mengusulkan agar kamu memerintahkan penghimpunan al-Qur'an." Kemudian aku berkata kepada Umar:'Bagaimana kita akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.? Umar berkata:'Demi Allah, ini adalah kebaikan.' Maka Umar pun terus mendesakku sehingga Allah melapangkan dadaku untuk itu, dan aku (sekarang) berpendapat sebagaimana pendapat Umar, Zaid berkata: 'Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang bijaksana, kami tidak menyangsikanmu, karena kamu pernah menjadi penulis wahyu bagi Rasulullah saw. maka periksalah al-Qur'an dan himpunlah." Demi Allah, seandainya mereka menugasiku untuk memindahkan salah satu gunung, sungguh itu tidaklah lebih berat bagiku ketimbang apa yang ia perintahkan kepadaku yaitu menghimpun al-Qur'an. Aku berkata: Bagaimana kamu berdua akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.? Ia berkata: "Demi Allah, ini adalah kebaikan." Maka Abu Bakar pun mendesakku sehingga Allah melapangkan dadaku untuk melakukannya sebagaimana Allah telah melapangkan dada Abu Bakar dan Umar sebelumnya. maka aku periksa al-Qur'an dan aku menghimpunnya dari pelepah korma, batu-batu tulis (likhaf) dan dada-dada para sahabat, sehingga aku dapati akhir surat at-Taubah pada Abu Khuzaimah al-Anshari, aku tidak mendapatkannya pada sahabat lainnya, yaitu ayat laqad ja'akum rasulu(n) sampai akhir at-Taubah (Q.S.at-Taubah:138-139), maka mushhaf-mushhaf itu disimpan oleh Umar sampai ia meninggal dan selanjutnya disimpan oleh Hafshah binti Umar.
- Jasa Abu Bakar. Ibnu Abi Dawud meriwayatkan di dalam al-mushhaf dengan sanad hasan dari Abu Khair, ia berakata: "Aku pernah mendengar Ali berkata:'Orang yang paling besar pahalanya dalam urusan mushhaf ialah Abu Bakar, semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Abu Bakar, dia adalah orang yang pertama kali menghimpun al-Qur'an."
- Penyusunan di Masa Utsman. Bukhari meriwayatkan dari Anas bahwa Hudzaifah bin al-Yaman pernah datang kepada Utsman, waktu itu Hudzaifah memimpin penduduk Syam dan Iraq dalam melakukan Armenia dan Azerbaijan, maka ia terkejut oleh perselisihan mereka antara penduduk Syam dan Iraq dalam qira'ah 135, lalu ia berkata kepada Utsman: "Selamatkanlah umat ini sebelum mereka berselisih sebagaimana perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani." Maka Utsman meminta kepada Hafsah agar meminjamkan mushhaf-nya untuk ditranscrip dalam beberapa mushhaf, lalu Hafsah meminjamkannya. kemudian Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin al-Zubair, Sa'd bin Abi Waqqash dan Abdur-Rahman bin al-Harits bin Hisyam, lalu mereka pun mentranscribnya ke dalam beberapa mushhaf. Utsman berkata kepada tiga tokoh Quraisy tersebut: "Apabila kalian bertiga berselisih dengan Zaid tentang sesuatu dari al-Qur'an maka tulislah ia dengan bahasa Quraisy karena ia diturunkan dengan bahasa mereka." Pesan ini mereka laksanakan dengan baik. Setelah penulisan ke dalam berbagai mushhaf ini selesai, maka Utsman mengembalikan lembaran-lembaran aslinya kepada Hafshah, dan dikirimlah setiap mushhaf tersebut ke berbagai pusat Islam, kemudian diperintahkan agar setiap lembaran atau mushhaf selainnya dibakar.
- Alasan Surat at-Taubah Tanpa Bismillah. Ahlus-Sunan meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: "Aku pernah bentanya kepada Utsman:'Apa alasan anda menjadikan surat al-Anfal termasuk al-Matsani, dan Bara'ah masuk Mi'in, kemudian anda gabungkan antara keduanya tanpa menuliskan bismillahirrahmanirrahim dan keduanya anda letakkan di dalam aas-sab'u(t) thiwal (Tujuh yang panjang?) Utsman berkata: "Adalah Rasulullah saw. apabila turun kepadanya surat yang mempunyai bilangan, ia memanggil sebagian penulisnya kemudian mengatakan: "Letakkan ayat-ayat itu di dalam surat yang menyebutkan ini dan itu." Al-Anfal adalah termasuk surat-surat awal yang turun di madinah, dan bara'ah termasuk surat yang terakhir di turunkan . Disamping itu kisahnya pun sama dengan kisahnya, maka aku yakin bahwa ia (Bara'ah) adalah bagian dari al-Anfal. Kemudian Rasulullah saw. menginggal dan tidak menjelaskan kepada kami bahwa ia adalah bagian darinya, karena itu aku menggabungkan antara keduanya tanpa menuliskan Bismillaahirrahmanirrahiim di antara keduanya dan aku meletakannya di dalam as-Sab'ut Thiwal.
3. Tata Urutan Mushhaf
- Urutan penurunan tidak sama dengan urutan tilawah. Urutan surat-surat dan peletakan ayat-ayat pada tempatnya sekarang ini adalah berdasarkan wahyu. Rasulullah saw. biasanya mengatakan: "Letakkanlah ayat ini di tempat ini", Urutan (tertib) tilawah ini sampai kepada kita melalui riwayat mutawatir dari Rasulullah saw. Tertib surat-suratnya yang sekarang adalah sesuai dengan tartibny di Lauh Mahfudz. Sesuai dengan tartib ini pula Rasulullah saw. membaca kepada Jibril setiap tahun pertemuannya. Pada tahun terakhir, Rasulullah saw. membaca kepadanya dua kali. Akhir ayat yang diturunkan ialah: wattaqu yauman tarji'una fihi ilallahi... (Q.S.Al-Baqarah:281)., kemudian Jibril memerintahkan agar meletakannya antar ayat riba (Q.S. al-Baqarah: 278-280) dan ayat hutang (Q.S. Al-Baqarah: 282-283).
- Dalil-dalil yang melegitimasi pendapat ini juga cukup banyak. Di antaranya dalil tersebut, yaitu dalil dalil yang diriwayatkan Imam Bukhari, bahwa ”Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw ketika menempati permadaninya, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian menimpakan terhadap keduanya bacaan Qul Huwallahu Ahad dan surat Al-Mu’awidzatain yakni surat al-Falaq dan surat an-Naas. Beliau mengucapkan keduanya secara berurutan seperti urutan yang terdapat dalam mushaf.”
- Sementara itu, Imam Muslim meriwayatkan, “sesungguhhya Nabi Muhammad Saw menasihatkan kalian azzahraawain, yakni surah Albaqarah dan surah Ali ‘Imran.” Kemudian Nabi Muhammad Saw mengucapkan dua surah itu dengan urutan keduanya.
- Abu Bakar al-Ambary menuturkan bahwa, ”Allah Swt menurunkan Alquran kesemuanya ke langit dunia, kemudian dia mengatur turunnya selama dua puluh sekian tahun. Maka, surah-surah Alquran merupakan cakupan dari kejadian suatu peristiwa, sedangkan ayat merupakan jawaban mengenai sesuatu yang memerlukan penjelasan. Untuk itulah, malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad Saw untuk memberikan penjelasan mengenai penempatan surah dan ayat. Maka pengaturan surah-surah seperti pengaturan ayat-ayat dan huruf Al quran, keseluruhannya merupakan instruksi dari Nabi Muhammad Saw. [berdasarkan wahyu Allah Swt yang disampaikan melalui malaikat Jibril]. Karena itulah, barangsiapa yang mengacak- acak [mendahulukan atau mengakhirkan] surat-surat Alquran, berarti dia merusak susunan Alquran.”
- Imam Baghawi menjelaskan dalam Syarah As-Sunnah bahwa sahabat Nabi mengumpulkan Alquran yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw tanpa menambahi atau mengurangi sedikit pun, karena khawatir bagian dan keutuhan Alquran menjadi hilang. Mereka menulis Alquran seperti yang mereka dengarkan dari Rasulullah Saw, tanpa mendahulukan atau mengakhirkan sedikit pun ayat-ayat dan surah-surah tersebut dan mereka mengurutkannya sesuai instruksi Rasulullah Saw.
4. Nomor Urutan Surat Al-Qur'an, Jumlah Ayat dan Tempat Turunnya
|
29 | al-Ankabut | 69 | Makiyah |
30 | ar-Ruum | 60 | Makiyah |
31 | Lukman | 34 | Makiyah |
32 | as-Sajadah | 30 | Makiyah |
33 | al-Ahzab | 73 | Madaniyah |
34 | Saba' | 54 | Makiyah |
35 | Fathir | 45 | Makiyah |
36 | Yasin | 83 | Makiyah |
37 | ash-Shaffat | 183 | Makiyah |
38 | Shad | 88 | Makiyah |
39 | Az-Zumar | 75 | Makiyah |
40 | al-Mu'min | 85 | Makiyah |
41 | Fushshilat | 54 | Makiyah |
42 | Asy-Syura | 53 | Makiyah |
43 | az-Zukhruf | 89 | Makiyah |
44 | ad-Dukhan | 59 | Makiyah |
45 | al-Jatsiyah | 37 | Makiyah |
46 | al-ahqaf | 35 | Makiyah |
47 | Muhammad | 38 | Madaniyah |
48 | al-Fath | 27 | Madaniyah |
49 | al-Hujurat | 18 | Madaniyah |
50 | Qaaf | 45 | Makiyah |
51 | adz-Dzariyat | 60 | Makiyah |
52 | ath-Thur | 49 | Makiyah |
53 | an-Najm | 62 | Makiyah |
54 | al-Qamar | 55 | Makiyah |
55 | ar-Rahman | 78 | Makiyah |
56 | al-Waqi'ah | 96 | Makiyah |
57 | al-Hadid | 29 | Madaniyah |
58 | al-Mujadalah | 22 | Makiyah |
59 | al-Hasy | 24 | Madaniyah |
60 | al-Mumtahanah | 13 | Madaniyah |
61 | asj-Shaf | 14 | Madaniyah |
62 | al-Jumu'ah | 11 | Madaniyah |
63 | al-Munafiqin | 11 | Madaniyah |
64 | at-Taghabun | 18 | Madaniyah |
65 | ath-Thalaq | 12 | Madaniyah |
66 | at-Tahrim | 12 | Madaniyah |
67 | al-Mulk | 30 | Makiyah |
68 | al-Qalam | 52 | Makiyah |
69 | al-Haqqah | 52 | Makiyah |
70 | al-Ma'rij | 44 | Makiyah |
71 | Nuh | 28 | Makiyah |
72 | al-Jin | 28 | Makiyah |
73 | al-Muzammil | 20 | Makiyah |
74 | al-Mudatsir | 56 | Makiyah |
75 | al-Qiyamah | 40 | Makiyah |
76 | al-Insan | 31 | Madaniyah |
77 | al-Mursalat | 50 | Makiyah |
78 | an-Naba. | 40 | Makiyah |
79 | an-Naziat | 6 | Makiyah |
80 | Abasa | 42 | Makiyah |
81 | at-Takwir | 29 | Makiyah |
82 | al-Infithar | 19 | Makiyah |
83 | al-Muthaffifin | 36 | Makiyah |
84 | al-Insyiqaq | 25 | Makiyah |
85 | al-Buruj | 22 | Makiyah |
86 | ath-Thariq | 17 | Makiyah |
87 | al-A'la | 19 | Makiyah |
88 | al-Ghasiyah | 26 | Makiyah |
89 | al-Fajr | 30 | Makiyah |
90 | al-Balad | 20 | Makiyah |
91 | asy-Syam | 15 | Makiyah |
92 | al-Lail | 21 | Makiyah |
93 | adh-Dhuha | 11 | Makiyah |
94 | Alam Nashrah | 8 | Makiyah |
95 | at-Tin | 8 | Makiyah |
96 | al-'Alaq | 19 | Makiyah |
97 | al-Qadar | 5 | Makiyah |
98 | al-Bayyinah | 8 | Makiyah |
99 | al-Zalzalah | 8 | Makiyah |
100 | al-'Adiyat | 11 | Makiyah |
101 | al-Qari'ah | 11 | Makiyah |
102 | at-Takatsur | 8 | Makiyah |
103 | al-'Asr | 3 | Makiyah |
104 | al-Humazah | 9 | Makiyah |
105 | al-Fiil | 5 | Makiyah |
106 | al-Quraisy | 4 | Makiyah |
107 | al-Ma'un | 7 | Makiyah |
108 | al-Kautsar | 3 | Makiyah |
109 | al-Kafirun | 6 | Makiyah |
110 | an-Nashr | 3 | Makiyah |
111 | al-Lahab | 5 | Makiyah |
112 | al-Ikhlas | 4 | Makiyah |
113 | al-Falaq | 5 | Makiyah |
114 | an-Naas | 6 | Makiyah |
Jumlah | 6.195 |
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Ayo bergabung menjadi PENGHAFAL AL-QUR'AN dalam grup whatsapp. Info dan pendaftaran untuk ikhwan klik MUSHAF 1 dan untuk akhawat klik MUSHAFAH 1
Sumber:
Sumber:
Apa Itu AlQur'an, hal. 55-59, Imam As-Suyuthi, Penerbit: Gema Insani Pers.
Klasifikasi Ayat Al-Qur'an, Pedoman mencari Ayat, hal.185-188, Muhammad Nuruddin Umar, Penerbit: Al-Ikhlas-Surabaya.
https://www.facebook.com/notes/belajar-ilmu-al-quran/para-penulis-al-quran-di-masa-nabi-saw/146363578499
http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/03/penetapan-urutan-ayat-dan-surat-alquran-685408.html
Klasifikasi Ayat Al-Qur'an, Pedoman mencari Ayat, hal.185-188, Muhammad Nuruddin Umar, Penerbit: Al-Ikhlas-Surabaya.
https://www.facebook.com/notes/belajar-ilmu-al-quran/para-penulis-al-quran-di-masa-nabi-saw/146363578499
http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/03/penetapan-urutan-ayat-dan-surat-alquran-685408.html
Alhamdulillah dapat juga blog yang banyak mengulas masalah ayat dan ilmu islam....saya CTRL + D ya gan buat belajar. salam sahabat blogger.
BalasHapus