Sedangkan menurut istilah taubat adalah kembalinya seorang
hamba kepada Allah dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, baik
secara sengaja atau tidak sengaja, dahulu, sekarang dan yang akan datang.
Taubat apabila dibahasakan secara ringkas adalah
meninggalkan atau menyesali dosa dan berjanji tidak mengulanginya lagi
(penyesalan atas semua perbuatan tercela yang pernah dilakukan).
Dari makna tersebut bisa kita pahami bahwa dengan bertaubat
secara sungguh-sungguh dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa, maka
segala dosa-dosa yang pernah dilakukan akan hilang atas ampunan dari Allah swt.
1. Definisi Taubat
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz –rahimahullah- menjelaskan,Taubat berarti: الندم على الماضي والإقلاع منه والعزيمة أن لا يعود فيه
“Menyesali (dosa) yang telah lalu, kembali melakukan ketaatan dan bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi.” Inilah yang disebut taubat."
Syarat / Tata cara melakukan Taubat yang benar:
1. Berniat ikhlas bertaubat karena mencari ampunan Allah Semata
2. Mengakui dan menyesali dosa
3. Behenti dari dosa
4. Berjanji dan bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu
5. Mengembalikan hak orang yang dizalimi jika dosanya berhubungan dengan orang lain
6. Boleh juga ditambah dengan melakukan Shalat Taubat .
Syarat / Tata cara melakukan Taubat yang benar:
2. Perintah Bertaubat Di Dalam Al-Qur'an
1. Memohon ampun kepada Allah Al Ghafur (Yang Maha pengampun) lagi Ar Rahim (Yang Maha memberi rahmat kepada seluruh hamba-Nya) adalah sesuatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan setiap hamba. Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kita di dalam Al Qur`an untuk meminta ampun hanya kepada-Nya.
2. Di dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
“Mintalah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia itu adalah Ghaffar (Maha Pengampun).” [QS Nuh: 10].2. Di dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Rabb kalian berkata: “Berdoalah kalian kepada-Ku, maka Aku akan memperkenankan doa kalian.” [QS Al Mukmin: 60].
3. Untuk membersihkan hati dari dosa yang pernah dilakukannya,
manusia diperintahkan untuk bertaubat. Taubat merupakan media untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Allah SWT memerintahkan dalam hal taubat ini berupa
taubat yang semurni-murninya.
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةً۬ نَّصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat yang semurni-murninya.” (Q.S. At Tahrim (66) : 8).
4. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Itu yang harus kita
akui dalam melihat dosa-dosa kita, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Dalam Al-Qur’an dan beberapa riwayat Hadits, perbuatan-perbuatan
dosa, baik besar maupun kecil, telah diberikan jalan atau cara untuk
ganjarannya. Yang termasuk dosa besar adalah membunuh, berzina, meminum minuman
keras, menuduh orang berzina, dan lain sebagainya. Namun, ada dosa yang
terbesar, yaitu mensekutukan Allah SWT dengan yang lainnya.
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا
الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ
صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu
akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di
antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang
yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit
pun.” (QS. Maryam: 59, 60).
فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan
hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’:
25).
3. Do'a-Do'a Taubat Dari Rasulullah saw.
1. Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu, dia berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم : “Ajarkanlah kepadaku sebuah doa untuk aku baca di dalam shalatku.” Nabi menjawab: “Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang mengampuni kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan pengampunan-Mu dan kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau adalah Al Ghafur (Maha Pengampun) dan Ar Rahim (Maha pemberi rahmat).” [HR Al Bukhari (834)dan Muslim (2705)].
2. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Apabila Nabi صلى الله عليه وسلم bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat tahajjud, beliau membaca doa:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Artinya: “Ya Allah, segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah pengurus langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Segala pujian hanya bagi-Mu: Hanya milik-Mu kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah cahaya langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah raja langit dan bumi. Segala pujian hanya bagi-Mu: Engkau adalah Al Haq (Yang Maha Benar), janji-Mu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataan-Mu adalah benar, surga itu adalah benar, neraka itu adalah benar, para nabi itu adalah benar, Muhammad صلى الله عليه وسلم itu adalah benar, dan hari kiamat itu adalah benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali dari dosa, hanya karena-Mu aku berbantah, dan hanya kepada-Mu aku berhukum, maka ampunilah untukku dosa yang pernah aku lakukan di awal dan di akhir, dosa yang pernah kulakukan secara tersembunyi dan yang secara terang-terangan. Engkau adalah Al Muqaddim (Yang Maha mendahulukan sesuatu) dan Al Muakhkhir (Yang Maha mengakhirkan sesuatu). Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Engkau.” Sufyan berkata: Abdul Karim Abu Umayyah menambahkan: وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ (Tidaklah ada daya dan upaya dari kita melainkan dengan izin Allah). [HR Al Bukhari (1120) dan Muslim (769)].
3. Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu, dia berkata bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah berdoa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلِي وَجِدِّي وَخَطَايَايَ وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي
Artinya: “Ya Allah, ampunilah untukku kesalahanku, kebodohanku, sikap berlebihanku di dalam urusanku, dan segala sesuatu yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Allah, ampunilah dosa perbuatan yang kulakukan secara tidak sungguh-sungguh, yang kulakukan dengan sungguh-sungguh, yang kulakukan dengan tidak sengaja, dan yang kulakukan dengan sengaja. Semua hal itu ada pada diriku.” [HR Al Bukhari (6399)].
4. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم berdoa di dalam sujudnya:
اللّهُمّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلّهُ دِقّهُ وَجِلّهُ، وَأَوّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرّهُ
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya, baik yang kecil maupun yang besar, yang pertama maupun yang terakhir, yang tampak maupun yang tersembunyi.” [HR Muslim (216)].
5. Dari Thariq bin Asyam radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Bila ada seseorang masuk Islam, Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan mengajarkan kepadanya shalat dan memerintahkannya untuk membaca doa ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَارْزُقْنِي
Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, tunjukilah aku, selamatkanlah aku, dan berikanlah rezeki kepadaku.” [HR Muslim (2697)].
4. Penghulu Taubat (Sayyidul istighfar)
Dibaca Pagi dan Petang
1. Dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Sayyidul istighfar (doa istighfar yang paling utama) adalah engkau mengucapkan:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ
بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
ALLAHUMMA ANTA ROBBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHOLAQTANI WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MAS TATHO’TU, A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA, WA ABUU-U BIDZANBI FAGFIRLI INNAHU LAA YAGFIRUD DZUNUUBA ILLA ANTA.
Artinya :
Ya Allah Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau , Engkaulah yang menjadikan aku , dan aku adalah hamba-Mu, aku akan selalu menepati janji-Mu sekemampuan-Ku, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat. Aku kembali kepada-Mu dengan nikmat yang telah Engkau berikan telah Engkau berikan. Aku kembali kepada-Mu dengan dosa, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.
Barangsiapa yang mengucapkannya di pagi hari dengan penuh keyakinan, lalu dia meninggal pada hari itu sebelum malam tiba, maka dia termasuk golongan penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dengan penuh keyakinan, lalu dia meninggal pada malam itu sebelum pagi tiba, maka dia termasuk golongan penghuni surga.” [HR Al Bukhari (6306)]
Dalam riwayat lain dijelasakan:
Rasulullah SAW bersabda bahwa lafadz tersebut diatas adalah penghulu dari semua lafadz-lafadz taubat, menurut riwayat Syiddad ra bahwa Rasulullah SAW mengatakan bahwa barang siapa yang mengucapakannya pada sore hari dan meninggal malam harinya, maka ia masuk dalam surga dan barang siapa yang mengucapkannya pagi hari dan meninggal siang harinya, maka ia masuk surga. (hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari, Nasai, Tirmidizi, Abu Daud, Ibnu Hibban, Al-hakim dan lainnya.
Rasulullah SAW bersabda bahwa lafadz tersebut diatas adalah penghulu dari semua lafadz-lafadz taubat, menurut riwayat Syiddad ra bahwa Rasulullah SAW mengatakan bahwa barang siapa yang mengucapakannya pada sore hari dan meninggal malam harinya, maka ia masuk dalam surga dan barang siapa yang mengucapkannya pagi hari dan meninggal siang harinya, maka ia masuk surga. (hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari, Nasai, Tirmidizi, Abu Daud, Ibnu Hibban, Al-hakim dan lainnya.
5. Kisah Musa Ingin Melihat Allah
Dapat melihat wujud Allah di dunia ini adalah sesuatu yang mustahil. Di dalam Al-Qur'an sendiri ketika Musa memaksa hendak melihat Allah (baca Surat (7) Al-A'raf : 143), menggunakan kata "lan" yang dalam kaidah bahasa arab berarti "mustahil". Dari sumber-sumber hadits yang mutawattir Rasulullah bersabda bahwa orang-orang mukmin akan melihat Allah di negeri akirat, sebagaimana firman-Nya:
وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ نَّاضِرَةٌ * إِلَىٰ رَبِّہَا نَاظِرَةٌ۬
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, Kepada Rabb-nyalah mereka melihat."(Q.S.Al-Qiyamah : 22 - 23).
Dalam kitab-kitab terdahulu dikatakan Allah kepada Musa, "Wahai Musa, tidaklah orang yang hidup melihat-Ku kecuali ia akan mati, dan tidaklah yang kering akan melihat-Ku melainkan berguncang".
Aisyah r.a. juga meriwayatkan hadits yang artinya barangsiapa mengatakan bahwa Muhammad pernah melihat TuhanNya, maka ia pendusta.
وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَـٰتِنَا وَكَلَّمَهُ ۥ رَبُّهُ ۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِىٓ أَنظُرۡ إِلَيۡكَۚ قَالَ لَن تَرَٮٰنِى وَلَـٰكِنِ ٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡجَبَلِ فَإِنِ ٱسۡتَقَرَّ مَڪَانَهُ ۥ
فَسَوۡفَ تَرَٮٰنِىۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ ۥ لِلۡجَبَلِ جَعَلَهُ ۥ دَڪًّ۬ا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقً۬اۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Dan tatkala Musa datang untuk [munajat
dengan Kami] pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman [langsung] kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku,
nampakkanlah [diri Engkau] kepadaku agar aku dapat melihat kepada
Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya
[sebagai sediakala] niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu [4], dijadikannya gunung itu hancur luluh
dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar
kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan
aku orang yang pertama-tama beriman". (QS.AL-A'RAF: 143).
Keterangan
1.Kata "lan" maksudnya mustahil
bisa melihat Allah di dunia, orang beriman akan meliihat Allah di
akherat.
2.Makna "tajalla"(menampakkan) menurut
para mufasirin:
- Yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran
dan kekuasaan Allah.
- Yang nampak itu adalah cahaya Allah
Menurut hadits dari kitab Musnad Imam Ahmad,
yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik : Rasulullah ketika
membacakan ayat ini, saat kata "tajalla" beliau
mengatakan "sedemikian" sambil mengeluarkan
ujung jari kelingkingnya (se-upil- red)
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya
Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga bermanfaat
Sumber:
1001 Tanya-Jawab Tentang Al-Qur'an, Qasim Asyura.
Jofania.wordpress.com
http://dakwahquransunnah.blogspot.com/2012/12/beberapa-doa-istighfar-yang-diajarkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar